Pemerintah Prancis mengancam hukuman penjara dan denda berat bagi pelaku yang membuat ancaman bom palsu setelah serangkaian alarm palsu memaksa evakuasi 15 bandara dan pembatalan 130 penerbangan serta penutupan pintu Istana Versailles tiga kali dalam lima hari.
Pejabat Prancis menyarankan bahwa pemuda dan anak-anak mungkin bertanggung jawab. Menteri Kehakiman Eric Dupond-Moretti menyalahkan “pelawak kecil, badut kecil” dan bersumpah, “Mereka akan ditemukan, mereka akan dihukum.”
Undang-undang Prancis memungkinkan panggilan lelucon dihukumi hingga 3 tahun penjara dan denda sebesar $47.000, kata menteri itu. Dia mengatakan orang tua yang belum dewasa dapat dipaksa membayar kerusakan.
“Kami tidak membutuhkan ini. Kami tidak membutuhkan pengganggu, psikosis, saat ini,” katanya Rabu.
Prancis berada dalam kewaspadaan tinggi sejak pembunuhan seorang guru sekolah pekan lalu yang disalahkan pada pelaku yang diduga ekstrimis Islam yang mengaku setia pada kelompok Islamic State group.
Upacara pemakaman untuk Dominique Bernard, guru bahasa Prancis yang dibunuh dengan luka tusuk leher, diadakan Kamis di Arras, kota utara tempat dia mengajar di sekolah Gambetta-Carnot.
Menteri Transportasi Prancis Clement Beaune mengatakan ancaman palsu ditujukan kepada 17 bandara Rabu, menyebabkan gangguan luas, evakuasi 15 bandara, pembatalan 130 penerbangan dan banyak keterlambatan penerbangan.
“Ancaman palsu ini bukan lelucon buruk. Ini adalah kejahatan,” tulis Beaune di X, yang dulu dikenal sebagai Twitter.