Media negara Rusia melaporkan pada Jumat bahwa Kremlin sedang memantau secara cermat eksperimen ledakan tinggi yang dilakukan Amerika Serikat di situs uji nuklir di Nevada minggu ini.
Uji coba pada Rabu menggunakan bahan kimia dan radioisotop untuk “memvalidasi model ledakan prediktif baru” yang dapat membantu mendeteksi ledakan atom di negara lain, Bloomberg melaporkan, mengutip Departemen Energi.
Interfax News Agency mengatakan pada Jumat bahwa juru bicara presiden Rusia Dmitry Peskov memberitahu reporter dalam konferensi pers bahwa Rusia saat ini sedang memantau situasinya dengan cermat.
“Sebelumnya, Dewan Federasi [Majelis Federal Rusia] menyatakan bahwa uji coba bawah tanah pada 18 Oktober di Nevada harus dinilai secara hukum internasional, karena Amerika Serikat adalah penandatangan Perjanjian Penghentian Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT) dan berkewajiban untuk menahan diri dari pelanggaran perjanjian ini,” lapor Interfax juga.
AMERIKA SERIKAT MELAKUKAN UJI COBA NUKLIR DI NEVADA JAMAN SETELAH LANGKAH RUSIA UNTUK MENCABUT LARANGAN UJI COBA GLOBAL
Corey Hinderstein, wakil administrator untuk Nonproliferasi Nuklir Pertahanan di Administrasi Keamanan Nuklir Nasional, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “Eksperimen ini maju dalam upaya kami untuk mengembangkan teknologi baru dalam dukungan tujuan nonproliferasi AS.
“Mereka akan membantu mengurangi ancaman nuklir global dengan meningkatkan deteksi uji coba nuklir bawah tanah,” tambahnya.
Uji coba AS mencolok karena waktunya. Anggota parlemen Rusia telah mengumumkan niat mereka untuk mencabut ratifikasi mereka atas Perjanjian Penghentian Uji Coba Nuklir Komprehensif.
PUTIN TERLIHAT DI TIONGKOK DENGAN KOPER NUKLIR DI DEKATNYA DALAM REKAMAN LANGKA: LAPORAN
Rancangan undang-undang akan dikirim ke dewan atas Rusia, Dewan Federasi, yang akan mempertimbangkannya minggu depan. Anggota dewan federasi telah mengatakan mereka akan mendukung rancangan undang-undang itu.
Perjanjian itu, diadopsi pada 1996, melarang semua ledakan nuklir di mana pun di dunia, meskipun belum sepenuhnya berlaku. Selain AS, belum diratifikasi oleh Tiongkok, India, Pakistan, Korea Utara, Israel, Iran dan Mesir.
Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan minggu lalu bahwa Moskow akan terus menghormati larangan itu dan hanya akan melanjutkan uji coba nuklir jika Washington melakukannya terlebih dahulu.
’ Louis Casiano dan