
(SeaPRwire) – Boeing Co. (NYSE:BA) berada di titik kritis saat bergulat dengan tantangan signifikan dalam ambisinya, terutama dengan program Starliner-nya. Setelah kemunduran besar di mana NASA memilih SpaceX atas Starliner milik Boeing untuk membawa astronot kembali dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, CEO Boeing yang baru dilantik, Kelly Ortberg, harus menavigasi lanskap yang kompleks dari tekanan finansial dan keputusan strategis. Program Boeing Starliner, yang dulunya menjadi landasan strategi ruang angkasa perusahaan, kini menghadapi masa depan yang tidak pasti saat Ortberg menimbang biaya dan manfaat dari melanjutkan inisiatif yang bermasalah ini.
Keputusan NASA dan Dampaknya
Keputusan NASA baru-baru ini untuk menggunakan SpaceX untuk transportasi astronot alih-alih Starliner milik Boeing merupakan pukulan besar bagi divisi ruang angkasa Boeing. Pilihan ini muncul setelah pengujian dan perdebatan yang ekstensif, yang akhirnya menyimpulkan bahwa SpaceX menawarkan alternatif yang lebih aman. Bagi Boeing, ini hanyalah salah satu dari banyak tantangan dalam setahun yang penuh dengan kesulitan, termasuk masalah dengan 737 Max dan perubahan kepemimpinan. Program Starliner, yang telah tertunda selama tujuh tahun, telah menjadi titik fokus perhatian karena perjuangan finansial Boeing berlanjut.
Kelly Ortberg, yang baru-baru ini mengambil alih sebagai CEO Boeing, kini menghadapi tugas berat untuk menentukan masa depan program Boeing Starliner. Dengan saham Boeing yang telah turun sekitar sepertiga sejak awal tahun, keputusan Ortberg dalam beberapa bulan mendatang akan sangat penting dalam membentuk lintasan perusahaan. Pertanyaan di benak banyak analis adalah apakah Boeing dapat terus membenarkan biaya yang terkait dengan program Starliner atau jika pada akhirnya akan keluar dari usaha tersebut.
Tekanan Finansial dan Dilema Strategis
Program Boeing Starliner telah dilanda kelebihan biaya dan masalah teknis, dengan perusahaan mencatat tambahan biaya sebesar $1,6 miliar karena penundaan dan masalah dengan sistem propulsi pesawat ruang angkasa. Tantangan ini telah menimbulkan pertanyaan tentang kelangsungan program jangka panjang, terutama karena Boeing menghadapi perkiraan pembakaran kas setidaknya $5 miliar tahun ini.
NASA belum sepenuhnya menutup pintu untuk Starliner milik Boeing, tetapi lembaga tersebut telah mengindikasikan bahwa penerbangan uji tambahan mungkin diperlukan sebelum pesawat ruang angkasa tersebut disertifikasi untuk misi berawak. Pengujian tambahan ini dapat menelan biaya Boeing tambahan $400 juta, yang semakin membebani keuangan perusahaan. Bagi Ortberg, yang telah diberi mandat untuk membalikkan Boeing, tekanan finansial ini membuat semakin sulit untuk membenarkan investasi yang berkelanjutan dalam program Starliner.
Analis seperti Robert Spingarn dari Melius Research telah mencatat bahwa keputusan untuk melanjutkan dengan Starliner bukan hanya tentang keuangan tetapi juga tentang komitmen Boeing yang lebih luas terhadap penerbangan luar angkasa manusia. Kemungkinan bahwa Boeing mungkin keluar dari program karena kompleksitasnya dan ketidakmampuan untuk memulihkan investasinya adalah kekhawatiran nyata. Keputusan ini akan memiliki implikasi yang signifikan, tidak hanya bagi Boeing tetapi juga untuk strategi kru komersial NASA, yang dirancang untuk memiliki beberapa pilihan pesawat ruang angkasa untuk mengangkut astronot dan kargo.
Masa Depan Program Starliner
Saat kepemimpinan Boeing bergulat dengan tantangan ini, masa depan program Starliner tetap tidak pasti. Kemampuan Ortberg untuk menilai kelayakan program dan membuat keputusan yang sulit akan sangat penting. Meskipun beberapa di dalam Boeing dan NASA masih melihat nilai dalam Starliner sebagai bagian dari strategi multipemain untuk eksplorasi ruang angkasa, realitas keuangan tidak dapat diabaikan.
Peran Boeing sebagai kontraktor utama NASA untuk ISS dan misi luar angkasa lainnya, seperti pengembangan roket bulan dan pengoperasian pesawat ruang angkasa X-37B, menambah lapisan kompleksitas lain pada keputusan ini. Keluar dari program Starliner dapat melemahkan posisi Boeing di sektor ruang angkasa, tetapi melanjutkan program tersebut dapat semakin membebani neraca perusahaannya yang telah tertantang.
Kesimpulan
Program Boeing Starliner mewakili persimpangan jalan yang signifikan bagi Boeing di bawah kepemimpinan Kelly Ortberg. Saat perusahaan menavigasi tantangan keuangan dan strategisnya, keputusan yang dibuat tentang Starliner akan memiliki implikasi yang luas bagi masa depan Boeing di industri dirgantara. Apakah Boeing dapat mengatasi rintangan ini dan melanjutkan komitmennya terhadap penerbangan luar angkasa manusia atau apakah akan perlu membuat pilihan sulit untuk mundur dari program Starliner masih harus dilihat. Saat Ortberg menghadapi pilihan yang sulit ini, hasilnya akan menjadi sangat penting dalam menentukan peran Boeing dalam babak berikutnya dari eksplorasi ruang angkasa.
Artikel ini disediakan oleh penyedia konten pihak ketiga. SeaPRwire (https://www.seaprwire.com/) tidak memberikan jaminan atau pernyataan sehubungan dengan hal tersebut.
Sektor: Top Story, Daily News
SeaPRwire menyediakan distribusi siaran pers real-time untuk perusahaan dan lembaga, menjangkau lebih dari 6.500 toko media, 86.000 editor dan jurnalis, dan 3,5 juta desktop profesional di 90 negara. SeaPRwire mendukung distribusi siaran pers dalam bahasa Inggris, Korea, Jepang, Arab, Cina Sederhana, Cina Tradisional, Vietnam, Thailand, Indonesia, Melayu, Jerman, Rusia, Prancis, Spanyol, Portugis dan bahasa lainnya.